Tesis

Pengaruh Pemilihan Tindakan Orthopaedi Open Reduction Internal Fixation (Orif) Dan Non-Orif Terhadap Luaran Klinis Dan Radiologis Pasien Korban Gempa Lombok 2018 Dengan Fraktur Ekstremitas Dan Tulang Belakang = The Effect of Choosing Open Reduction and Internal Fixation (ORIF) and Non-ORIF on Clinical and Radiological Outcomes of The 2018 Lombok Earthquake Survivors with Extremities and Spine Fracture.

Pendahuluan: Cedera yang disebabkan oleh gempa bumi seringkali memiliki pola kompleks dan bervariasi, dan maka dari itu menyebabkan krisis situasional dan serius untuk pusat layanan kesehatan. Dalam konteks terjadinya gempa, seringkali terjadi ketidakkeseimbangan antara kepadatan yang berlebihan dalam rumah sakit dan sumber daya inadekuat; hal ini menyebabkan penurunan standar pelayanan kesehatan. Sampai saat ini, di Indonesia, masih belum terdapat pedoman terkait tatalaksana cedera musculoskeletal setelah terjadinya gempa. Studi ini bertujuan untuk mengetahui analisa faktor-faktor resiko yang mempengaruhi profil luaran klinis, dan luaran radiologis pada pasien gempa Lombok 2018 dengan fraktur ekstremitas atas, ekstremitas bawah dan tulang belakang pasca tindakan orthopaedi. Metode: Penelitian ini merupakan studi potong lintang. Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2019 di 2 Rumah Sakit dan 9 puskesmas di Lombok dan beberapa kecamatan paling terdampak di Lombok Utara. Korban bencana gempa Lombok Agustus 2018 dengan fraktur esktremitas bawah, esktremitas atas dan tulang belakang yang mendapat tindakan Orthopaedi dilibatkan dalam penelitian ini. Data diperoleh secara langsung dari pasien dan dari data kasus dan tindakan Orthoapedi tim bencana PABOI dan tim bantuan medis Orthopaedi lainnya. Hasil: Data hasil penelitian ini menunjukan bahwa mayoritas pasien berjenis kelamin perempuan 62,2% dan mayoritas berusia dewasa 75,7%. Distribusi diagnosis terbanyak adalah fraktur tertutup ekstremitas bawah 52,7%. Diagnosis jenis cedera dan tindakan ORIF memiliki hubungan yang signifikan dengan union rate (p=0,038 dan p=0,021). Faktor resiko diagnosis dan tindakan ORIF memiliki hubungan yang bermakna terhadap Infeksi (p=0,001 dan p=0,011). Faktor resiko diagnosis dan lokasi cedera memiliki hubungan yang signifikan dengan nilai SF 36 physical function (P=0,001 dan P=0,002) Diskusi: Tata laksana definitif ORID tidak realistis dilakukan sesaat setelah gempa. Damage control orthopaedic adalah tindakan pilihan penanganan kasus orthopaedi untuk patah tulang terbuka. Usia, diagnosis dan lokasi cedera dan tindakan ORIF memiliki pengaruh terhadap union rate, infeksi, dan skor fungsional SF-36 korban bencana gempa bumi. Kesimpulan: Usia, diagnosis dan lokasi cedera dan tindakan ORIF memiliki pengaruh terhadap union rate, infeksi, dan skor fungsional SF-36 korban bencana gempa bumi.
Kata kunci: Damage control orthopaedic, fraktur, gempa bumi, ORIF


Introduction: Injuries caused by earthquakes often have a complex and varied pattern, and therefore cause serious situational crises for health care centres. In the context of an earthquake, there is often an imbalance between overcrowding in hospitals and inadequate resources; this causes a decrease in the standard of health services. Until now, in Indonesia, there are still no guidelines regarding the management of musculoskeletal injuries after an earthquake. This study aims to determine the analysis of risk factors that affect the clinical outcome profile, and radiological outcomes in Lombok earthquake patients 2018 with fractures of the upper extremities, lower extremities and spine after orthopedic procedures. Method: This research is a cross-sectional study. This research was conducted in September 2019 in 2 hospitals and 9 health centers in Lombok and some of the most affected sub-districts in North Lombok. Victims of the Lombok earthquake in August 2018 with fractures of the lower extremities, upper extremities and spine who received orthopedic procedures were included in this study. Data were obtained directly from patients and from data on cases and actions of the Orthopedic PABOI disaster team and other Orthopedic medical assistance teams. Results: The data from this study showed that the majority of patients were female 62.2% and the majority were adults 75.7%. The most distribution of diagnoses were closed fractures of the lower extremities 52.7%. The diagnosis of the type of injury and the ORIF procedure had a significant relationship with the union rate (p=0.038 and p=0.021). Risk factors for diagnosis and ORIF treatment had a significant relationship to infection (p=0.001 and p=0.011). Risk factors for diagnosis and location of injury had a significant relationship with the SF 36 physical function value (P=0.001 and P=0.002) Discussion: Definitive management of ORID is not realistic to be carried out immediately after the earthquake. Orthopedic damage control is the treatment of choice for orthopedic cases for open fractures. Age, diagnosis and location of injury and ORIF action have an influence on union rate, infection, and functional score of SF-36 earthquake victims. Conclusion: Age, diagnosis and location of injury and ORIF action have an influence on union rate, infection, and functional score of SF-36 earthquake victims.
Keywords: Damage control orthopaedic, fracture, earthquake, ORIF

Judul Seri
-
Tahun Terbit
2021
Pengarang

Fahmi Anshori - Nama Orang
Aria Kekalih - Nama Orang
Rudi Febrianto - Nama Orang
Yogi Prabowo - Nama Orang
Achmad Fauzi Kamal - Nama Orang
Ismail Hadisoebroto Dilogo - Nama Orang

No. Panggil
T21457fk
Penerbit
Jakarta : Program Studi Ilmu Bedah Orthopaedi dan Traumatologi.,
Deskripsi Fisik
xvii, 66 hlm. ; 21 x 30 cm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
NONE
Edisi
-
Subjek
Info Detail Spesifik
Tanpa Hardcopy
T21457fkT21457fkPerpustakaan FKUITersedia
Image of Pengaruh Pemilihan Tindakan Orthopaedi Open Reduction Internal Fixation (Orif) Dan Non-Orif Terhadap Luaran Klinis Dan Radiologis Pasien Korban Gempa Lombok 2018 Dengan Fraktur Ekstremitas Dan Tulang Belakang = The Effect of Choosing Open Reduction and Internal Fixation (ORIF) and Non-ORIF on Clinical and Radiological Outcomes of The 2018 Lombok Earthquake Survivors with Extremities and Spine Fracture.

Related Collection